Minggu, 25 September 2011

Inikah Sejarah?

   Sejarah tanpa perlu di ragukan merupakan suplemen penting dalam memupuk kemantapan jiwa dalam realisasi sebuah perjuangan, oleh karena itu perlu adanya pemahaman dan penghayatan terhadap sejarah, terlebih lagi jika kita punya catatan kegemilangan dalam lembaran sejarah tersebut. tentunya keadaan ini akan menjadi sebuah lecutan semangat, bukan sebaliknya yang nampaknya terjadi pada generasi muda dewasa ini yang hanya bisa membanggakan raihan-raihan para pendahulunya. sekiranya mereka mau menelaah sebuah pepatah arab, maka akan termentahkan semua kebanggaan mereka. "laisal fata man yaqulu kana abiy, walakinnal fata man yaqulu ha ana dza" Bukanlah seorang pemuda itu yang mengatakan inilah ayahku (membanggakannya) tetapi seorang pemuda adalah seorang yang dengan lantang mengatakan inilah aku.
   Namun apalah jadinya jika sejarah yang harusnya bisa kita jadikan lecutan semangat dan pemantap jiwa dalam perjuangan justru dtebang pilih dalam pencatatannya untuk mengkaburkan fakta sejarah dan memunculkan persepsi-persepsi negatif yang melunturkan semangat juang para pewaris sejarah tersebut. itulah yang terjadi pada sejarah umat islam di negeri ini yang tanpa banyak yang sadar telah terdholimi dengan fakta sejarah yang tebang pilih bahkan lebih tepat disebut sebagai pemutarbalikan fakta sejarah, ini dikarenakaan  pembukuan sejarah yang sangat tidak berpihak terhadap umat islam, bahkan kalau kita mau mencermati, apa yang kita temukan ketika kita mengunjungi museum-museum yang ada di negeri ini? akan hampir tidak mungkin kita temukan bukti sejarah tentang perjuangan umat  islam dalam memerdekakan bangsa ini, atau para ulama yang berada pada garda paling depan memekik takbir melecut semangat para pejuang, atau para santri yang dengan jihad sebagai "Amazing Motivation"nya mampu bergerilya siang malam, menyusuri hutan, dan dengan bambu runcingnya mampu memukul mundur lawan. karena yang justru kita temui adalah gambaran bahwa islam itu pemberontak, kelompok sempalan, dan kejam. apakah ini cara bangsa ini menghargai jasa-jasa para pahlawan? bahkan hal ini terus berlanjut di era pasca kemerdekaan bahka hingga hari ini.
   Tapi hal ini samasekali tidak akan menghambat putaran perjuanngan, karena perjuangan ini akan terus bergulir, tetapi bukan dengan tindakan-tindakan anarkis yang justru sangat merugikan islam. kita harus senantiasa percaya bahwa "Cahaya Ilahi" ini tidak akan pernah meredup, meski banyak orang berusah memadamkannya.
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
"mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapa-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun  orang-orang kafir membencinya" (Ash-Shoff : 8)
maka cukuplah janji Allah ini menjadi pemantap jiwa dalam meneuskan estafet perjuangan ini.   

Sabtu, 24 September 2011

5 Periode dalam "Manhaj Haroki"


Dalam siroh Nabi SAW tersirat sebuah strategi pergerakan dan perjuangan politik yang dalam buku Manhaj Haroki karangan syeikh Munir Muhammad Al- Ghadban dibagi dan dipaparkan menjadi lima periode, buku tersebut sebenarnya adalah buah keingintahuan sang pengarang tentang apa yang oleh Asy-syahid Sayyid Qutb  sebut dengan "Waqiah Harokiyah". berangkat dari situlah ulama besar yang mnjadi pengajar di Universitas Ummul Quro Makkah dan Universitas Al Iman Yaman ini memulai penelitiannya di bidang yang memang sudah lama digelutinya, bahkan ketika usianya masih belia, yaitu bidang Siroh Nabawiyah.
Adapun lima peride yang dimaksud adalah :
1. Sirriyatud da'wah wa sirriyatut tanzhim (kerahasiaan dakwah dan struktur organisasi).
Periode ini dimulai seiring dimulainya ''Bi'tsah Nabawiyah" (pengangkatan sebagai nabi) sampai dengan turunnya firman Allah SWT, "Wa andzir 'asyiratakal aqrabin" (Asy-syu'ara': 214)
2. Jahriyatud da'wah wa sirriyatut tanzhim (Manifestasi dakwah dan kerahasiaan struktur organisasi).
Periode ini berakhir pada tahun kesepuluh kenabian.
3. Iqamatud daulah (deklarasi negara).
Periode ini berakhir pada awal tahun pertama hijrah.
4. Addaulah wa tastbiti da'aimiha ( Negara dan penetapan serta penguatan pilar-pilarnya).
Periode ini berakhir dengan shulhul hudaibiyah ( perdamaian hudaibiyah).
5. Intisyarud da'wah fil ardh ( pengejawantahan dakwah ke seantero dunia).
Priode ini berakhir dengan wafatnya Rasulullah SAW.